banner 728x250

JEJAK LANGKAH SANG LAGENDA BADMINTON INDONESIA: Rudy Hartono Kurniawan.

banner 120x600

Bidik-berita.com Pria yang dikenal dengan panggilan Rudy Hartono Kurniawan ini, lahir dengan nama Nio Hap Liang di Surabaya pada 18 Agustus 1949. Semasa mudanya dia malang melintang di dunia bulu tangkis dan mengharumkan nama Indonesia di kancah bulu tangkis internasional. Karena prestasinya Berbagai penghargaan nasional maupun internasional di rainya, bahkan sampai saat ini, belum ada yang memecahkan rekor 8 kali merajai kejuaran All England. Berikut  sedikit kisah  Sang Lagenda Badminton itu, sebagaimana disadur dari Wikipedia:

Rudy Hartono anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.

Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.

Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).

Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.

Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Piala Thomas pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Piala Thomas untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974.

Karena berbagai prestasinya, Rudy Hartono mendapat berbagi penghargaan, di antaranya:

Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama

1969 dan 1974 – Atlet terbaik SIWO/PWI

1985 – Penghargaan Layanan Terhormat IBF

1986 – Piala IBF Herbert Scheele

1987 – Diploma Kehormatan dari International Committee For Fair Play (CIFP)

1988 – Penghargaan Fair Play dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO)

1997 – Badminton Hall of Fame

2006 – Asian Heroes, TIME Magazine

Adapun gelar juara bulu tangkis yang diperolehnya:

1972 Olimpiade Jerman Medali Emas

1980 Juara Dunia

8 kali juara All England

Dan masih banyak lagi yang lain medali yang diperolehnya dari bebagai pertandingan berskala dunia. Pada masanya dia menginspirasikan banyak anak-anak Indonesia, untuk mengibarkan Sang Dwi Warna di panggung olah raga dunia. (QQ)

banner 728x90
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *