banner 728x250

Distan Mukomuko Pastikan Populasi Sapi Naik Dua Kali Lipat

banner 120x600
Img 20250327 Wa0101

MUKOMUKO,BBN – Berdasarkan data dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko saat ini populasi sapi naik dua kali lipat lebih jika dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2021 populasi ternak sapi di Mukomuko kurang lebih diangka 15.000 ekor. Pada tahun 2024 ini tercatat populasi sapi sudah mencapai sekitar 32.000 ekor. Hal ini sampaikan Kepala Dinas Pertanian Pitri Ilyas S.Pt. Peningkatan populasi ini terjadi karena banyak faktor mulai dari kebutuhan, dan kemajuan sistem peternakan.

“Populasi sapi ini memang meningkat sampai 100 persen dalam kurun waktu 3 tahun. Kalau prediksi kami dipengaruhi pemikiran masyarakat Mukomuko yang menganggap ternak sapi bisa dijadikan tabungan yang berkembang, atau salah satu investasi yang menjanjikan,”kata Pitri.

Img 20250327 Wa0106

Pitri juga mengatakan, sekarang ini peternak sapi di Mukomuko sudah mulai memanfaatkan teknologi. Seperti insiminasi buatan (IB) atau kawin suntik. Sehingga reproduksi ternak sapi bisa lebih cepat dan merata. Tidak seperti sistem peternakan yang masih secara tradisional mengawinkan sapi secara manual yang memiliki tingkat kegegalan yang tinggi.

“Kawin suntik ini juga mendorong pertumbuhan populasi sapi di Mukomuko, sebab tingkat keberhasilan jauh lebih tinggi dari sapi yang dikawinkan,”ujarnya.

Lanjutnya, tidak hanya mempercepat perkembangan populasi. Pitriyani menjelaskan insiminasi buatan terhadap sapi dapat menjaga kualitas ternak yang dilahirkan. Dalam artian bisa mendapat ternak yang besar dengan daging yang banyak. Sebab, straw atau semen beku pejantan diambil dari sapi pejantan yang berkualitas seperti badan besar dan bobot berat,Sehingga anak yang diproduksi dari kawin suntik bisa meniru semen pejantan. Insiminasi buatan juga menghindari ternak kawin sedarah. Sebab jika ternak kawin sedarah ada
kecendrungan kualitas ternak menjadi turun. Anakan sapi menjadi lebih kerdil, dan tidak mau besar, rentan terhadap penyakit.

“Kalau ternak yang dilepasliarkan biasanya itu kawin alami, dan tidak menutup kemungkinan kawin sedarah. Yang bisa menurunkan kualitas ternak menjadi kerdil, walaupun induk dan pejantannya besar,”terang Pitriyani.

Ia mengatakan, saat ini Pemkab Mukomuko menyediakan straw kawin suntik, selain untuk menjaga kualitas ternak sapi, insiminasi buatan ini, juga bisa mendorong produksi sapi lebih cepat. Dapat di contohkan, masa bunting sapi biasanya 9 bulan atau sekitar 283 hari, lalu kemudian akan melahirkan. Setelah melahirkan sapi bisa birahi atau siap kawin setelah 60 hari sampai 90 setelah melahirkan. Siklus ini tentu lebih cepat dari pada manual.

“Ketika muncul tanda-tanda birahi pada indukan sapi, bisa langsung dikawin suntik. Dengan persentase keberhasilan bunting dari insiminasi buatan yang cukup tinggi,”sampai Pitri

Kawin suntik sudah mulai sering diterapkan peternak yang sapinya dikandangkan. Karena sapi cendrung lebih jinak dan mudah melakukan kawin suntik. Biasanya peternak sapi kandang tidak perlu memelihara pejantan. Maka dari itu sudah banyak peternak yang tidak memelihara pejantan, namun sapi terus berkembang. Sehingga membuat Kabupaten Mukomuko saat ini menjadi pemasok sapi keluar daerah seperti Sumatera Barat dan Jambi. Untuk kebutuhan dalam daerah sendiri jauh lebih dari cukup.

“Kalau untuk daging bukan lagi cukup untuk kebutuhan dalam daerah. Mukomuko sudah menjadi pengekspor ke luar daerah,”tandasnya. (pir)

Img 20250327 Wa0098
banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Img 20250318 Wa0041