Surabaya, BBN, Wage Rudolf Soepratman merupakan seorang guru, wartawan, violinis, komponis, dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”. Dia juga merupakan anggota dari grup musik jazz Black and White Jazz Band. Berkat jasanya, ia diberikan gelar sebagai pahlawan nasional Indonesia. dan pada tanggal lahirnya, 9 Maret, ditetapkan sebagai “Hari Musik Nasional Musik”. (Wikipedia). Sang pencipta lagu “Indonesia Raya” ini, lahir di Mesteer Cornelis sekarang Jatinegara – Jakarta Timur pada 9 Maret 1903 dan meninggal di usia 34 tahun pada 17 Agustus 1938 dini hari, di rumahnya di Jalan Mangga 21 Surabaya.
Setiap tahun Haul WG Soepratman selalu diperingati di Taman Makan Pahlawan Surabaya sekaligus memperingati Kemerdekaan Indonesia, seperti dikatakan Budi Harry.
Seperti tahun sebelumnya diadakan di Taman Makam Pahlawan Nasional Wage Rudolf Soepratman – Surabaya. Yayasan Wage Rudolf Soepratman pada 17 Agustus 2024 peringatan Haul ke 86 WR. Soepratman dan sekaligus upacara Bendera dalam rangka.memoeringati Hari Kemerdekaan Indonesia.
Menurut Budi Harry dalam melakukan kegiatan ini, selalu melibatkan berbagai element masyarakat dan komunitas yang memiliki perhatian dan visi yang sama untuk mengenang jasa WR Soepratman. Seperti tahun ini tampak hadir dari, Forum Komunikasi Putera Puteri Angkatan Laut (FKPPAL), SP3KM (Silahturahmi Putera Puteri Petarung KKO-Marinir), Jalapati dan SDC. Tampak juga hadir manntan Bupati Barus bapak Sukran Tanjung
Kepada media, Budi Harry sebagai Ketua Umum Yayasan WR. Soepratman mengatakan. Haul WR Soepratman tahun ini memiliki keunikan tersendiri, dimana dilaksanakan setelah perhelatan pesta demokrasi bangsa Indonesia untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden. Haul WR Soepratman yang selalu bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia kali ini adalah ke tahun ke 79, yang berarti telah 79 tahun semenjak Indonesia Merdeka Lagu kebangsaan Indonesia Raya menjadi Pemersatu Bangsa, Merajut keanekaragaman Budaya, Bahasa, Tradisi, Cara Pandang, serta berbagai perbedaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, sebuah lagu yang dapat menghentikan semua gerak langkah hanya untuk mendengarkan dan mengenang kembali semua perjuangan para pahlawan.
Terkait situasi terkini bangsa Indonesia dapat memiliki berbagai karakter dan usia pemimpin bangsa tetapi Lagu Kebangsaan Indonesia tetap INDONESIA RAYA. Harapan kami dalam haul ini seluruh elemen masyarakat yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan Haul WR Soepratman mengharapkan kepemimpinan bangsa yang bukan hanya sekedar menjadi figure tetapi juga menjadi sebuah Pahlawan bagi masa masa sulit saat ini, bukan seperti kisah Petruk Dadi Ratu, sebuah kisah klasik karya Tjan Tjoe Han pada tahun 1932 yang menjadi sebuah otokritik bagi pemerintahan yang “Sugih mblegedhu rakyate dhedel dhuwel kabeh”.
Lebih lanjut Budi mengatakan. Lagu Indonesia Raya 3 stanza menjadi sebuah antithesis bagi kisah Petruk Dadi Ratu dimana di dalam baitnya tercantum doa dan harapan bangsa Indonesia Membangun Jiwa dan Badan untuk Indonesia Raya, Kesadaran Hati dan Budi Untuk Indonesia Raya, demi Kemajuan Indonesia Raya.
Tak lupa diakhir percakapan, Ketua Yayasan WR. Soepratman mengucapkan terima kasih untuk teman teman sebangsa setanah air yang telah meluangkan waktunya berpatisipasi dalam Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 79 dan Haul WR Soepratman ke 86. Sekaligus ucapkan selamat kepada anggota legislatif terpilih di DPR dan DPRD, serta kepada Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dan berharap semoga misi membangun jiwa dan badan serta membangun kesadaran hati demi kemajuan Indonesia Raya menuju Indonesia Emas tercapai. (QQ)
