SRAGEN – Peribahasa “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” adalah ungkapan yang tepat untuk merangkum materi yang disampaikan oleh Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dalam Bupati Mengajar: Merawat Eksistensi NKRI yang digelar pada Selasa (13/8/2024).
Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sragen itu diikuti oleh 340 pelajar dari 10 sekolah yaitu SMAN 1 Sragen, SMAN 2 Sragen, SMAN 3 Sragen, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sragen, SMKN 2 Sragen, SMKN 1 Kedawung, Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Sukowati Sragen, SMKS Dian Kirana 1 Sragen, SMKS Muhammadiyah 1 Sragen, dan SMKS Binawiyata Karangmalang.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Yuni meminta audiens memilih untuk tinggal di Kabupaten Sragen atau di kota lain. Respon yang mengejutkan ditunjukkan dari mayoritas audiens yang lebih memilih untuk tinggal di kota dengan berbagai alasan.
“Apa yang bisa membuat kalian bangga menjadi masyarakat Sragen?” tanya Bupati.
Joe, siswa SMAN 1 Sragen, berharap Kabupaten Sragen dilengkapi dengan fasilitas umum seperti bioskop, mall, dan dibukanya restoran yang menyajikan kuliner kekinian agar mereka tidak perlu jauh-jauh untuk dapat menikmati ketiga hal tersebut.
Pendapat Joe didukung oleh seorang teman satu sekolahnya, Sasa, yang menginginkan adanya mini bus yang beroperasi di seluruh wilayah Sragen. Untuk akses bepergian ke luar kota di Provinsi Jawa Tengah, ia mengusulkan agar rute commuter line diperpanjang sampai ke Sragen.
“Kemudahan akses mobilisasi berupa alat transportasi umum yang jadwalnya fleksibel, akan sangat membantu masyarakat Sragen dalam bepergian ke manapun dan kapanpun.” terangnya.
Berbeda dengan anggapan kedua rekannya, Sabina dari SMKS Sukowati Sragen, mengaku lebih suka tinggal di Kabupaten Sragen lantaran budaya ramah-tamahnya yang kental. Lingkungan yang bersahabat membuatnya nyaman menjadi bagian dari masyarakat Sragen.
Selanjutnya, Bupati Yuni mengajak para peserta untuk memposisikan diri sebagai pemimpin di Kabupaten Sragen.
“Sebagai seorang pemimpin, kebijakan apa yang akan kalian ambil untuk memajukan Kabupaten Sragen?” lanjutnya.
Siswi SMKS Binawiyata Sragen, Gracia, mempunyai gagasan tentang adanya transportasi antar-jemput siswa-siswi berupa bus sekolah. Ia juga menyoroti banyaknya warga Sragen yang merantau ke luar negeri untuk mencari nafkah, sehingga timbul keinginannya untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Khususnya untuk para wanita yang harus diberdayakan agar tidak bergantung secara finansial.
Sementara itu Christoff asal SMAN 1 Sragen lebih fokus pada bidang Pendidikan, ia beranggapan bahwa suatu daerah yang memiliki perguruan tinggi yang mumpuni akan berpengaruh pada sumber daya manusia di wilayah tersebut. Pada hematnya, dengan adanya sekolah tinggi tersebut maka kesempatan akan terbuka untuk sector lain seperti pariwisata.
“Jika kita lihat, banyak daerah lain di Indonesia yang dikenal banyak orang karena nama universitasnya.” tuturnya.
Masukan yang diberikan oleh para murid SMA/K tersebut mendapatkan apresiasi dari Bupati Sragen, buah pikiran mereka menjadi sebuah catatan untuk masa depan Kabupaten Sragen.
“Bagi anak-anak, sebuah wilayah bisa dikatakan tumbuh dan berkembang dengan baik ditandai kelengkapan fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan.” simpulnya.
Menjawab saran dari para pelajar tersebut, Bupati Yuni menjabarkan beberapa informasi penting yang salah satunya adalah pembukaan bioskop yang direncanakan pada Desember 2024. Ia menjelaskan bahwa saat ini Gedung Atrium Lantai Atas yang terletak di sebelah barat Alun-alun Sasono Langen Putro, sedang dalam masa renovasi untuk membangun 2 studio teater.
“Paling lambat di awal Januari 2025, kalian bisa menikmati film di bioskop Sragen!” jelasnya.
Pernyataan Bupati tersebut sekaligus menjawab masukan terakhir dari Joe terkait dibukanya sebuah restoran. Bupati Yuni membeberkan bahwa saat ini beberapa pihak telah menunjukkan minat untuk membuka usaha di Gedung Atrium Lantai Dasar, di antaranya adalah restoran dan supermarket.
“Ibu minta jika nanti benar akan dibuka sebuah restoran di bawah bioskop, kalian datang sehingga geliat perekonomian di sana hidup. Jangan sampai ramai pengunjung hanya di awal-awal saja ketika ada promo!” pintanya.
Terkait dengan adanya permintaan dibangunnya pusat perbelanjaan di Kabupaten Sragen, Bupati Yuni mengaku masih mengkaji lebih dalam agar multiplayer effectnya lebih positif. Kekhawatiran akan matinya pasar tradisional, redupnya UMKM, dan kanibalisme dalam sistem perdagangan masih terus menjadi pertimbangan.
“Dikhawatirkan nanti pusat perbelanjaan lain akan sepi karena semua konsumennya beralih ke mall, itu yang perlu untuk dipikirkan mengingat Sragen adalah sebuah kabupaten yang perekonomian warganya sebagian besar bertumpu pada UMKM.” urainya.
Lebih lanjut, Bupati Yuni menyebutkan Kabupaten Sragen telah memiliki 3 perguruan tinggi. 1 perguruan tinggi negeri yang saat ini masih dalam proses pembangunan adalah Politeknik Pariwisata (POLTEKPAR) Sragen, POLTEKPAR Sragen direncanakan dibuka tahun 2024 di Kecamatan Gemolong dengan laboratorium dan hotel untuk praktek mahasiswa-mahasiswinya. 2 lainnya adalah perguruan tinggi swasta yang terletak di Kecamatan Sragen yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Madina dan Universitas Sragen (UNISSRA).
Fakta terkait keberadaan 5 bus yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Sragen tidak lepas dari perhatian Bupati Sragen. Meskipun jumlahnya perlu ditambah, namun saat ini bus sekolah tersebut sudah dapat menjangkau sebagian besar wilayah Sragen yaitu Tangen, Gesi, Sukodono, Jenar, Kedawung, Sragen Kota, dan Masaran. Pelayanan tersebut diberikan tanpa dipungut biaya.
“Apa yang kalian inginkan, Pemerintah Kabupaten Sragen akan akomodasi! Termasuk ribuan lowongan pekerjaan yang akan dibuka, setelah investor dari Korea nanti membuka pabrik alas sepatu di Kabupaten Sragen.” pungkasnya.
Setelah mendapatkan pencerahan dari wanita nomor satu di Sragen itu, para pelajar yang hadir kompak mengatakan bahwa mereka lebih memilih tinggal di Sragen dibandingkan kota lain.
“Jangan merasa Kabupaten Sragen tidak layak ditinggali dan tidak pantas dicintai, karena kalian lahir dan tumbuh dengan menghirup udara di Sragen. Kalian harus dengan tegas dan berani mengatakan, saya bangga menjadi anak Sragen!” pesan Bupati menutup materi.
Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 1 Sragen selaku tuan rumah, Sukarno, S.Pd, M.Si, mengungkapkan sanjungan terhadap kegiatan pada hari ini. Menurutnya, tema yang diusung luar biasa menginspirasi para anak didik yang datang.
“Berkembang dan majunya bangsa ditentukan oleh generasi muda, sehingga nilai-nilai bela negara harus kita pegang teguh. Membela negara tidak harus dengan cara berperang, tapi dengan mencintai produk dalam negeri dan memiliki cita-cita setinggi-tingginya.” ujarnya.
Turut hadir menyampaikan materi tentang “Mengenang Sejarah Bangsa Indonesia untuk Mempererat Persatuan dan Kesatuan di Kabupaten”, Kapten CPM Sayana dari Komando Distrik Militer (KODIM) 0725 Sragen. Inspektur Polisi Satu (IPTU) Dwi Ida Susiani, perwakilan dari Kepolisian Resor (POLRES) Sragen, memberikan materi “Wawasan Kebangsaan dalam Rangka menjaga Kondusivitas di Kabupaten Sragen”.(*)